Bahagiakan Hidup dengan Iman
Oleh Syarifuddin Mustafa, MA.
Iman secara bahasa adalah kebalikan dari Kufur; yaitu pengakuan yang terpatri dalam hati sementara kufur adalah ketiadaan pengakuan.
Adapun iman secara syara’ adalah membenarkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.
Dari definisi dapat dipahami bahwa iman adalah tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan dalam berbagai ucapan dan perbuatan yang sama dalam satu keyakinan, maka orang-orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakannya sama. Sebagaimana orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip atau juga orang yang pandangan hidup yang jelas dan sikap hidup yang teguh tanpa terombang-ambing oleh silaunya kehidupan dunia.
Pembagian Iman
Iman ada dua macam, yaitu:
- Iman yang hak, yaitu iman yang ditujukan kepada Allah, Rasul, kitab-kitab, malaikai, yaumul akhir, dan takdir, senantiasa mengarahkan hidupnya karena Allah dan sesuai dengan keyakinannya.
- Iman yang batil, yaitu iman yang ditujukan kepada selain Allah, tidak sesuai dengan syariat Allah, beriman kepada dukun, sihir, ahli nujum (peramal) dan lain sebagainya, sebagaimana mereka juga yang senantiasa berpegang teguh pada keyakinan yang salah dan tidak mau menerima kebenaran yang diterima.
Iman adalah cara Allah memelihara jati diri manusia dan memberikan kebahagiaan hakiki.
Jika dipahami dengan seksama ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi Saw., maka akan ditemukan pentingnya iman pada diri setiap insan dalam menjalani hidupnya di muka bumi ini. Dengan iman maka hidup seseorang akan memiliki nilai, makna dan jati diri yang mulia di sisi Allah, bahkan dengan itulah manusia mendapatkan kebahagiannya yang hakiki.
Seseorang boleh berbangga dan merasa bahagia pada saat memiliki kekayaan, harata berlimpah, rumah mewah, tanah yang luas, jabatan yang tinggi atau umur yang panjang namun harus disadari itu semua merupakan kebahagiaan nisbi yang terbatas pada kehidupan duniawi belaka, apalagi jika tidak dilandasi dengan iman maka segala kenikmatan tersebut akan berbuah malapetaka. Allah Swt. berfirman: “Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan”. (Ali Imran: 178)
Allah juga berfirman: “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan (kesenangan berupa kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahan mereka) orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. Akan tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti”. (Ali Imran: 196-198)
Tanpa iman hidup manusia akan hampa, tidak memiliki nilai dan jati diri di sisi Allah dan bahkan tidak berbeda dengan makhluk lain seperti binatang, bahkan lebih rendah dari binatang.
Marilah kita lihat beberapa ayat Allah tentang hakikat iman yang dapat memberikan setiap insan menggapai kemuliaan dan jati diri yang terbaik di sisi Allah.
- Manusia selalu dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman yang tidak akan mengalaminya.
Allah berfirman: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran”. (Al-Ashr: 1-3)
- Manusia adalah makhluk sempurna, namun kesempurnaannya akan dapat jatuh dan hina jika tidak dipertahankan dengan keimanan.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (At-Tiin: 4-6)
- Manusia yang beriman senantiasa mendapat kehidupan yang baik dan sejahtera serta ganjaran berlimpah di sisi Allah.
Allah berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan berimana, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (An-Nahl: 97)
- Manusia yang beriman, umurnya senantiasa dilimpahi keberkahan dan mendapat rahmat sepanjang hidupnya.
Nabi Saw. Bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik perbuatannya”. (Tirmidzi)
Sementara itu, manusia tanpa iman akan mengalami kerugian besar, baik di dunia maupun di akhirat, bahkan Allah Swt. mentamtsilkan orang-orang kafir dengan berbagai tamtsil yang sangat buruk.
- Manusia tanpa iman, ibarat binatang hina bahkan hina dari itu.
Allah berfirman: “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”. (Al-Furqan: 43-44)
- Manusia tanpa iman, segala perbuatannya bak fartamogana yang akan hampa dan tanpa nilai yang berharga di sisi Allah.
Allah berfirman: “Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengn Kami: “Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?” Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan) kezhaliman”. Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa mereka berkata: “Hijaan mahjuuraa. Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang bertebangan”. (Al-Furqan: 21-23)
Dan Allah juga berfirman: “Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datarm yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisi-Nya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”. (An-Nuur: 39)
- Manusia tanpa iman, kehidupannya bak laba-laba yang membuat sarang (jaring) sebagai tempat tinggal yang mudah dihancurkan.
Allah berfirman: “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumat. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui”. (Al-Ankabut: 41)
- Manusia tanpa iman, kehidupannya bak anjing yang senantiasa menjulurkan lidahnya.
Allah berfirman: “Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. (Al-A’raf: 176)
Dikutip dari “Buletin Mitra Ummah oleh Lembaga Kemanusiaan dan Amil Zakat Nasional PKPU Cabang Sumatera Barat”. Edisi 463 thn XII.