Minggu, 29 Januari 2012

Bakambang Kato: "Racak Kudo"


Bakambang Kato: “Racak Singo
Oleh A.S. Patimarajo


Maa tau ado urang nan mangecek sarupo kato-kato di bawah ko. Jan heran pulo dunsanak tantang arati kato-kato nantun. Sangek jauah tu mukasuiknyo. Ndak alang ka palang, kok tibo di tipak dek awak, tantulah ka sirah pangka talingo. Untuang-untuang jan ado nan basingguangan jo kito kato-kato nantun andaknyo. Cubo kito simak!

Ungkapan Minangnya:Racak Singo
Ungkapan Indonesianya:Menunggang Singa
Arti Ungkapan:
Seseorang yang terlalu lama memegang sebuah kekuasaan. Sehingganya ketika dipaksa turun dari kursi kerajaannya, dia banyak menuai masalah. Seperti yang terjadi di Mesir belum lama ini. Mubarok yang dipaksa turun dari kursi kekuasaannya, dikejar berbagai tuntutan. Malah sebelumnya pemimpin Tunisia sempat meninggal di Jeddah dalam masa menghindari dari kejaran lawan politik. Banyak contoh, yang sudah terjadi dikala manusia dimakan tunggangannya. Semua itu tersebab kelihatan menumpuk harta dan tak mau turun dengan sukarela dari kursi berharga. Beda dengan para penguasa muslim di era zaman kekhalifahan Islam. Mereka tak mau makan uang negara melebih kebutuhan makan dan minum.

Arti lainnya:
Menunggang singa, mungkin tak ada manusia yang berani, kecuali Sang Pawang sirkus saja. Tapi kalau menunggang kekuasaan, tetap saja banyak yang berebut. Lihat saja musim pemilihan kepala ini dan kepala itu. Banyak yang berebut suara rakyat sampai ke dusun. Bahkan tak tahu, kalau kekuasaan itu bagai singat. Tetapi rasanya enak menjadi orang pilihan. Untuk dikenang, tak semua singa pula yang buas dan mau merobek manusa. Salah satunya adalah singa yang dikurung bersama Nabi Ilyas masa lampau oleh penguasa zalim. Justru singa tadi menjadi teman setia menemani Sang Nabi beribadat. Ini kuncinya tentu ada di hati. Kalau kalbu tetap bersama Allah Swt., maka singa pun dapat dijadikan teman setia.


Dikutip dari Koran Padang Ekspres Edisi Minggu, 1 Mei 2011.

Comments

0 komentar :

Posting Komentar