Minggu, 15 Januari 2012

Misteri Jumat & Angka 13


Misteri Jumat & Angka 13

SEJAK lama, hari Jumat dan angka (tanggal) 13 berbau mistik dan diklenikkan. Apalagi, Jumat bertanggal 13. Jumat sebagai hari angker dan 13 sebagai angka sial ternyata ada di banyak kebudayaan kuno.


SEBELUM Hollywood bikin film Friday the 13th (1980) hingga sekuelnya yang terakhir, Friday the 13th Part VIII: Jason Takes Manhattan (1989), plus sejumlah film sejenis untuk televisi dan video, telah lama Jumat dikenal sebagai hari yang wingit (angker) dan angka 13 sebagai pembawa sial. Yang paling ditakutkan, bila Jumat kebetulan bertanggal 13.

Menuruk almanak, dalam 4.000 tahun, mulai dari tahun 1600 hingga tahun 5799 nanti, jumlah Jumat bertanggal 13 terjadi sebanyak 6.880 kali. Ini jauh lebih banyak ketimbang Sabtu tanggal 13 atau Senin tanggal 13.

Di hari yang wingit dengan tanggal yang sial itu, banyak orang Eropa dan Amerika tidak mau melakukan aneka kegiatan. Tidak mau naik pesawat terbang, kawin, bikin proyek baru, melamar pekerjaan, bahkan bikin acara pesta. Di Amerika, menurut Dr. Donald Dossey, seorang terapis khusus untuk penderita aneka fobia, sekitar 8 persen warga Amerika takut kepada Jumat bertanggal 13 yang dalam dunia psikologi diberi istilah paraskevidekatriaphobia. Dalam angka, berarti sekitar 21 juta orang. Ketakutan pada kesialan angka 13 – disebut triskaidekaphobia – ataupun pada kemistisan Jumat rupanya berakar pada aneka takhayul dan mitos zaman kuno.

Jumat memang berbau mistis. Kata para ahli kitab suci, Adam dan Hama memakan buah terlarang (apel/kuldi) hingga dikutuk Tuhan pada Jumat dan belakangan hari juga meninggal di hari jumat. Bagi umat Kristiani, Yesus disalibkan dan wafat di Jumat. Di Jumat pula, dalam Islam, Allah Swt. menciptakan Adam. Banjir besar yang mengubah peda dunia juga dimulai pada Jumat. Menara Babilon dan Kuil Solomon dihancurkan pada Jumat. Bagi umat Kristiani, Jumat jadi hari penebusan (pengakuan dosa). Di zaman kuno, di Roma, bangsa Romawi menghukum mati para penjahat di Jumat. Tradisi ini ditransfer ke Inggris dan menjuluki Jumat sebagai Hangman’s Day (Hari Algojo). Di sejumlah suku kuno, Jumat juga jadi hari persembahan bagi para dewa.

Sebuah peristiwa ikut mengukuhkan angkernya Jumat tanggal 13. Pada Jumat, 13 Oktober 1307, karena cemburu sosial paus di Roma dan Raja Philip dari Perancis bersekongkol untuk menghancurkan Knights Templar, sebuah kelompok bangsawan berpengaruh di Eropa. Pemimpinnya, Jacques DeMolay, yang ganteng dan dipuja oleh kalangan rakyat dihukum mati dengan disalibkan dan dibakar. Sebelum tewas, DeMolay mengutuk, paus dan raja akan tewas tak genap setahun sesudah kematiannya. Kutukan ini terbukti. Raja Perancis dan paus meninggal di tahun itu juga.

Mitos Kuno
Begitu mewabahnya fobia orang pada Jumat dan angka 13 hingga banyak pihak berusaha mengikisnya. Angkatan Laut Inggris, pada abad ke-18, bikin sebuah kapa laut yang diberi nama HMS Friday. Awak kapa dipilih pada hari Jumat. Bahkan, seorang pria bernama James Friday dipilih sebagai kapten. Kapal di-launcing pada jumat. Pada Jumat pagi kapal itu melakukan pelayarannya yang pertama. Dan, menghilang untuk selama-lamanya.

Sejumlah ahli sejarah pernah melacak dasar keyakinan banyak orang Eropa kenapa mati-matian mencoba menolak kekeramatan hari Jumat. Dulu, bangsa Romawi mempersembahkan hari keenam dalam seminggu (Jumat) kepada seorang dewi mereka yang tercantik, Venus. Tradisi Romawi ini diadopsi oleh bangsa Skandinavia. Setara Dewi Venus, Norwegia juga punya dewi cinta dan seks. Frigg atau Freya, namanya. Dari sinilah, sebutan Friday (Jumat) untuk hari keenam berakar. Menurut pakar sejarah, Dewi Frigg tergolong feminis yang menolak dominasi lelaki. Karena kefeminisan ini gereja menobatkannya sebagai tukang sihir.

Frigg diduga juga ikut melestarikan klenik 13 sebagai angka sial. Konon, Frigg bisa bergabung dengan sekelompok penyihir yang jumlahnya 12 orang. Otomatis, Frigg orang ke-13. Dalam konteks ini, 13 jadi wingit karena melambangkan pertemuan 12 penyihir dengan seorang setan (Frigg).

Hingga kini banyak gedung tinggi, diberbagai negeri, tak pernah punya lantai ke-13. Dari lantai ke-12 langsung ke-14. Atau, ke 12,5. Di banyak hotel, juga tidak ada kamar bernomor 13.

Takhayul angka 13 sebagai pembawa musibah juga berakar dari banyak tradisi dan mitos kuno.

Dalam mitologi Norwegia, Dewa Balder yang baik dan dicintai manusia tewas dibunuh oleh dewa jahat bernama Loki, dalam sebuah penjamuan yang dihadiri oleh 12 dewa. Gunung Olymphus dihuni oleh Zeus dan 12 dewa lain (total 13) yang memerintah Yunani. Untuk membangun Kota Roma, Romulus dibantu oleh 12 temannya. Raja Arthur dari Inggris punya 12 satria. Odin dan 12 dewa memerintah Valhalla di Norwegia. Di Denamark, Dewa Hrolf punya 12 “preman”.

Bangsa Mesir kuno menggunakan sebuah almanak berisi 12 bulan, dengan sebuah bulan (ke-13) yang jumlah harinya jauh lebih sedikit yang menyimbolkan keluarnya “waktu” dari sistem waktu ketika para dewa dilahirkan. Di Babilonia, Dewa Marduk harus berperang melawan Tiamat, monster pencipta kekacauan di alam semesta. Marduk dibantu oleh 11 dewa lainnya.

Penjamuan Terakhir
Yang paling populer, angka 13 erat kaitannya dengan Yesus. Jumlah murid Yesus ada 12 orang. Di Penjamuan Terakhir (Las Supper), sebelum esoknya (Jumat) ditangkap dan disalibkan, hadir 12 muridnya. Dalam buku Narrow Houses, Douglas E Winter menulis, di penjamuan itu berarti ada 13 orang yang duduk mengelilingi meja makan. “‘Bukankan saya telah memilih kalian semua (12 orang), dan salah satu dari kalian akan mengkhianati?’, kata Yesus.” (Injil Santo Yohannes 6: 70-71). Dan, pengkhianat itu adalah Yudas Iskariot. Memang Yudas yang esoknya menyenarahkan Yesus ke petinggi Yahudi.

Seperti Raja Philip dan paus yang membunuh Jacques DeMolay, Yudas juga tewas bunuh diri tak genap setahun setelah kematian Yesus. Dan, pada hari Jumat. Para teolog dan agamawan belakangan berteori, jangan-jangan jumlah murid Yesus bukannya 12 orang. Tapi, 13. Dan, murid ke-13 itu adalah Yudas.

Menurut Douglas Hill, penulis Magic and Superstition, peristiwa Perjamuan Terakhir dan pengkhianatan Yudas itulah bikin angka 13 jadi berbau kematian dalam kultur gereja. “Angka 13 jadi sial dalam konteknya dengan pesta makan malam, karena diduga berkorelasi dengan Perjamuan Terakhir atau Pesta Norwegia: dipercaya salah seorang dari 13 orang yang hadir di acara itu bakal meninggal di tahun itu juga, ” kata Hill.

Dalam pandangan bangsa Mesir kuno, manusia hdup di 12 alam dan ketika meninggal atau mengalami “kenaikan spiritual” manusia masuk ke alam ke-13 yang digambarkan sebagai “dunia sana” atau “dunia bawah tanah”. Sejak itu, angka ke-13 jadi simbol kematian.

Di era mutakhir, ada juga yang unik berkaitan dengan angka 13. Banyak para pembunuh berantai (serial killer) terkenal ternyata punya nama yang hurufnya 13. Contohnya: Jack the Ripper, John Wayne Gacy, Albert De Salvo, Charles Manson, Jeffrey Dahmer, dan Theodore Bundy. Hitunglah.... Jumlah hurufnya 13, kan? Kebetulan atau bukan, who knows?

Pesawat ruang angkasa Amerika, Apollo 13 juga ketiban sial dan meledak. Apollo 13 diluncurkan pada 13 April (1970) pada pukul 13.13 waktu Amerika. Dia mengangkasa selama 1.300 jam pada ketinggian 213.000 mil di atas bumi, sebelum astronot Jum Lovell melihat nyala lampu ke-13 sebagai indikator kerusakan sirkuit 13 yang menyebabkan terjadinya ledakan di tabung oksigen. Anehnya, Lovell selamat mendarat di bumi dan justru mendapat hadiah uang tunai ketika beli lotere bernomor 13.

Aneh bin nyeleneh, bukan?
Dari berbagai sumber/mhg.

Dikutip dari Majalah Dwimingguan Seru! Edisi: 22 / 23 Juli – 05 Agustus 2003.

Comments

0 komentar :

Posting Komentar